Minggu, 17 April 2011

Dialah Cahaya

Aku mengenal cahaya
Tak berawal dari tatapan mata
Tapi kemegahan sinarnya
Mampu menerpa setiap sudut yang terbaca olehnya

Dia yang tak beraga
Masih mampu untuk kubaca pesannya
Dia yang tak teraba
Masih mampu untuk kudengar suaranya

Aku mengenal dia
Sebuah anugrah yang tak terduga
Datang tak berasa
Tapi begitu elok meraba rasa

Suatu masa pernah kudapati
Satu kesempatan untuk menggenggam tangannya
Dan apa yang menyentuh ragaku
Terlalu hangat terasa di jiwa

Dialah cahaya
Mata dari sang surya
Senyum dari pelangi
Gemerlap dari bintang
Kelembutan dari bulan

Pengukir semangatku saat langkahku buntu
Penerang gelapku saatku hilang arah
Penopang langkahku saatku jatuh
Pemberi harapan saatku kehilangan
Senyumku saatku sedih

Walau aku tak mampu milikimu
Walau ragaku tak mampu menjamah cintamu
Biarlah rasa ini menunggu
Karena kaulah
Salah satu keindahan sudut sempit hatiku
Selengkapnya

Kamis, 07 April 2011

Katakanlah yang Menjadi Sedihmu

Ada luka yang tersembunyi di balik tawa
Satu makna selalu terlantun dari senyumannya
Tatapannya memberi arti beda
Tak pernah terkira apa yang dia punya

Ada derita yang tersimpan di balik cinta
Satu harapnya tersangkar di duri tajam
Di peraduan hujan dia menikam
Tak pernah tau kapan keluar

Ada apa dengan bulan
Pesonanya tak seterang biasanya
Mungkinkah bias luka masih menganga
Ataukah gelisah yang masih menyapa

Ceritakan padaku oh jelita
Aku dan kamu adalah satu
Dan kita membaginya berdua
Apakah mungkin aku mengijinkanmu membawa beban sendirian

Lihatlah sayang
Air matamu juga mengalir di pipiku
Lukamu juga merobek kulitku
Apakah kau pikir aku mendustai hatimu

Ungkapkanlah semuanya
Biar hati kita yang meraba
Tanganku takkan pernah melepaskan genggamanku
Tenangkan dirimu dan katakanlah
Ada apa dengan murungmu

Dukamu adalah dukaku
Sedihmu adalah sedihku
Katakan semuanya padaku
Dan aku akan di sampingmu tuk lalui itu

Percayailah aku dengan hatimu
Aku takkan pernah tinggalkan kau
Dari keadaan yang merantaimu seperti itu
Selengkapnya

Senja di Pantai Cinta


Menunggu matahari turun menyusuri ujung laut
Terbentang kilau keemasan yang terpantul hamparan pasir pantai
Awan yang melukis senja terus saja berkedip memanjakan mata
Saat menyaksikan dirimu rebah di pundakku

Belaian air yang lembut menyisir kaki
Seirama dengan nada lantunan gemuruh ombak
Angin semu yang mulai menyurutkan hangatnya saat menerpaku
Semakin mengeratkan pelukanmu pada tubuhku

Teriakan sekelompok camar yang nyanyikan kemesraan
Terbang mengitari diatas tempat kami duduk
Cahaya orange yang semakin jauh menarik jelajahnya dari langit
Saat melirikku yang terbuai dalam romantika cinta

Perlahan satu bintang mulai merebakkan pendarnya
Bulanpun dengan setia merangkai sinar disisinya
Dan perlahan membiaskan redup di permukaan lautan
Saat kami mulai asyik beradu tatapan mata

Seketika alam menerka jalan pikiranku
Angin berhenti sejenak menghembuskan dinginnya
Ombak mengheningkan sejenak tariannya
Bintang dan bulanpun sejenak menutup mata

Dalam hening kurasakan
Bibirmu begitu lembut menerpa ruas-ruas bibirku
Dan hatimu begitu erat memeluk cintaku
Hingga dalam diam alam bergumam
Merekalah para manusia-manusia yang beruntung
Yang memiliki anugrah dari sebuah cinta
Yaitu keindahan yang mereka rasakan
Dan ikatan itu menyatukan dua hati diantaranya
Dalam satu perasaan
Selengkapnya

Senin, 28 Maret 2011

Kan Kutunggu Lagi


Entah hilang tiada kemana
Aku lelaki yang diburu kesepian
Meronta dalam gelap
Hanyalah kekosongan yang ada
Aku terbuang dari cinta yang sekian lama memfanakan diriku
Setelah matahari tenggelam dari balik bukit
Dia telah pergi
Hanya jejak-jejak yang bertebaran di kaki langit yang membisu isyaratkan masa lalu
Aku nyata
Tapi hanyalah sebuah bayangan
Empat jalan tiada berujung dimana disudutnya diterangi kilauan cahaya
Disitu aku tertinggal dan terdiam
Kadang harus membaca suara angin untuk membaca pesan yang ada
Hanyalah ada kerinduan yang meronta dalam darah
Cinta…….jangan desak diriku dalam puing-puing ketidak pastian
Lemah raga ini untuk berangan menunggu dirimu kembali
Saat-saat pergi dari mimpi telah kembali
Redakan musim yang menghujankan dedaunan
Mata air yang mulai tersentak keluar
Biarkan aku terdampar disini
Kan kutunggu lagi untuk bersemi
Kan kutunggu lagi untuk mekar
Kan kutunggu lagi untuk tersenyum
Lelah mata ini menahan kesepian hingga dirimu terbit kembali
Aku hanya berharap
Takkan pernah ada yang sama
Untuk setiap langkah-langkah saat aku mulai berdiri

Selengkapnya

Senin, 21 Maret 2011

Dear my Dear

Dear; my Dear

     Aku tak menyesal, tak bangun pagi ini. Karena kata temen, pagi tadi gak ada sinar mentari. Akh, betapa beruntungnya aku, ketika tadi pagi aku masih tertidur dan menikmati mimpiku.
Taukah kau di mimpiku tadi pagi?. Aku melihat sinar yang lebih indah dari matahari pagi, begitu terang, hingga hanya cahaya putih itu yang mampu kulihat. Aku berlari menuju cahaya itu,tapi sepertinya langkahku tak sampai hingga aku terjatuh, aku menemukanmu dalam pelukanku, dalam balutan cahaya yang ternyata cahaya itu adalah kamu. Aku terdiam ketika kau tersenyum, tanpa kata, ada sepasang sayap muncul di punggung kita. Dan kau menuntunku terbang menuju langit biru yang elok.
Masih tanpa kata, sepertinya kau membawaku ke surga!. Hijau terbentang di bawah kakiku, dan biru di atas mataku. Disitu ada sebuah pohon sakura yang sangat besar, yang mana bunga-bunganya berguguran begitu indah dan tak pernah habis. Dan di bawah pohon sakura itu terdapat rerumputan, hijau, kecil, dan begitu lembut seperti permadani dari Persia.
Kau menarikku menuju bawah pohon itu, dan kau bersandar di pundakku, sedangkan aku bersandar pada pohon itu. Lihatkah kau pemandangan saat itu? Aku tak tau karena kau memejamkan kedua matamu. Masih tanpa kata, dan pelukanmu bertambah erat. Dan tiba-tiba saja kau membuka matamu, menatapku dengan pandangan lembut dan penuh cinta. Aku begitu terpesona melihat bola matamu yang berkaca-kaca itu, hingga tanpa kusadari kedua bibir kita pun perlahan saling mendekat.
Dan, Akh... aku terbangun oleh suara telepon yang berdering begitu kencang di samping telingaku. Aku begitu gusar bercampur kecewa. Entah siapapun orang yang membangunkanku dari mimpi ini (aku tak tau karena di private number). Aku bersumpah jika aku tau siapa dia, aku pasti akan membunuhnya.
Dan selanjutnya, aku gak pernah tau apa yang selanjutnya terjadi di mimpi itu. Meskipun aku mencoba tidur kembali, tapi mimpi itu tak pernah kembali ke tidurku.
Akh, biarlah... biar hanya mimpi itu sendiri yang mengerti semuanya.
Dear my dear, apakah kau juga pernah mengalami mimpi itu?. Jika pernah, bisakah engkau menceritakan kelanjutan mimpi itu padaku?


Salam manis dari pangeranmu. Selengkapnya