Senin, 31 Januari 2011

Puisi: Kebimbangan


Part I;
Adakah lagi
Yang harus kutulis
Dari semua
Intinya hatiku tersayat

Melihat simpul senyum itu
Ku ingin milikinya
Tapi nyata tak mampu membuatku memilikinya
Ku tak berharap kehilangan dia
Tapi nyata mengatakan ku kehilangan dia

Kususuri curam yang berbatu ini
Bersama cinta yang kubawa
Berharap, ketika sampai di hilir
Ada dirimu menyebut namaku dengan senyum hangat

Tapi yang kudapat hanya sekedar jejakmu
Jejak yang memberi noda pada kelengkungan nuraniku
Dan aku… aku…
Aku hanya berdiam menahan air mata
Melihat jejakmu pergi tanpa melihatku
Tanpa melihatku…

Part II;
Malam ini…
Kudengar cerita dari rumput ilalang
Tentang siang tadi
Tentang bidadari yang menyusuri jalan terjal nan curam
Dengan sebuah hati yang dia bawa
Dia rela menahan perih dari telapak kakinya yang berlumur darah
Hingga sampai di ujung langkahnya
Dia terhenti dengan air mata
Karena bayang yang dia kejar
Tak mampu terkejar dengan sisa harapannya

Lalu si rumput bertanya;
“mengapa dia rela melakukan itu?”

Dan ku jawab;
“itu karena cinta”

“tapi mengapa? Bayang itu tak mampu dia kejar,
Bahkan tak sekalipun menoleh padanya?”

“karena cinta itu tak punya mata”

“tapi lihatlah, dia menangis
Apakah air matanya hanya sia-sia?”

“tentu tidak, kawanku
Air mata itu ibarat sungai
Lihatlah sungai itu yang kebingungan mencari hilir
Dan hilir itu hanyalah lautan atau danau yang dapat menampung semua air sungai itu
Tapi jikalau sungai itu menguap tak berbekas sebelum sampai lautan?
Ketahuilah rumput…
Tak ada yang sia-sia dari aliran sungai itu
Lihatlah dirimu…
Apakah tanpa sungai itu kau dapat hidup?”

“tentu aku takkan bisa hidup tanpa sungai itu”

“kau sudah mengerti maksudku, wahai rumput?”

“tentu…
Sungai itu mengalir mengejar hilir yang menjadi tujuannya
Tapi dalam perjalanannya dia telah memberi hidup pada semua yang disekitarnya
Tapi apakah sungai itu tahu
Bahwa dia telah memberi arti bagi kami yang disekitarnya?
Sedang tujuannya adalah hilir”

“tanyalah pada sungai itu
Karena hanya dia yang mampu menjawab”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Coment Ya...