Senin, 31 Januari 2011

Puisi: Percaya Untuk Tak Percayai

Kiasan biru dari sosok cinta
Metamorfosa menelaah semua jiwa
Saat sesuatu yang absurd membimbangkan tujuan
Ujung tombak merasuk demi arti

Ada apa untuk kata-katamu
Dengan apa demi suaramu
Pelukan rindu kini menjamur beku
Janjikah yang ada demi dirimu ?

Merobek ketiadaan
Untuk hadirkan semu dalam hati
Menunggukah hanya untuk uluran tanganmu ?
Jemu bisu kini menatapmu

Bukan itu, katakanlah bukan itu
Secuil harap ingin tertawa dihadapanmu
Sempit ingatan untuk kenyataan
Katakanlah bukan air mata yang kau tuangkan
Setujukah kau sang bulan ?

Oh, kecewaku…
Ceritakan padaku tentang mimpi itu
Lekik senyum yang nyata itu
Bertahankah melampaui waktu yang tersedu ?

Entah, dan entah…
Sampai kapan ada untuk dicampakkan
Sampai kapan senyuman terus terukirkan
Kapankah saat air mata menjadi yang terakhir
Tersendirilah diam membisu untuk menjawab

Mungkinkah ?
Apa yang tertancap terlalu dalam terpatahkan
Dan menyisakan luka yang tak tertahankan
Tetapkah dengan senyuman untuk menepiskan
Dan sampah-sampah pun terlalu keras menertawai

Percayalah…
Dan cobalah untuk tidak percaya
Apa yang kau percaya tak pantas dipercaya
Bukan bimbang
Bukan meragukan
Tapi semua adalah pilihan untuk memahami
Kenyataan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Coment Ya...